Oleh : nugroho h.s 153080306
Rokok memang banyak banyak merugikan kesehatan, namun tidak untuk Pak Suroto (38 th) yang mengais rejeki dari berjualan rokok di kawasan Malioboro dan nol kilometer. Beliau sudah sekitar empat tahun berjualan rokok di kawasan Malioboro.
Pak Suroto berasal dari Karanganyar, Solo dan sudah berkeluarga serta mempunyai dua orang anak yang berumur 13 (SMP) dan 7 tahun (SD). Beliau di Jogja tinggal di kost di kawasan Sayidan bersama adiknya yang sama-sama bejualan rokok keliling. Dari hasil berjualan rokok, beliau mampu menyekolahkan kedua anaknya serta memenuhi kebutuhan sehari-hari. Rata-rata setiap hari Pak Suroto memperoleh Rp. 30.000,- dan Rp. 60.000,- setiap malam minggu dan hari-hari tertentu.
Beliau pertama kali berjualan rokok di Jogja diajak oleh tetangganya di Solo yang sama-sama bejulan rokok. Menurut Pak Suroto,”saya lebih memilih berjualan di Jogja daripada di Solo karena di Jogja lebih rame”.
Pak Suroto setiap hari mulai berjualan pukul 09.00 s.d pukul 16.00 wib, kemudian bejualan lagi sehabis maghrib hingga dini hari bahkan pagi hari tergantung situasinya.
Setiap dua minggu sekali, beliau pulang ke Solo dan kembali lagi ke Jogja setelah lima hari.
“Semenjak berjualan di sini tidak pernah ada pungutan apapun,”ungkap Pak Suroto. Oleh sebab itu Pak Suroto merasa aman dan nyaman berjualan di Jogja.
Menurut Pak Suroto,”ia lebih memilih berjualan rokok daripada kerja di bangunan karena besar/kecilnya penghasilan dari rokok tergantung usaha yang dilakukan.
Selain berjualan rokok sebagai pekerjaan tetap, Pak Suroto juga bertani di kampong halamannya. Istri beliau juga bekerja di kerajinan untuk tambah-tambah penghasilan.
Untuk sementara, beliau masih akan bejualan rokok karena sudah merasa cocok,”ungkap Pak Suroto.
Selasa, 20 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar